Nida El-Adabi| Parenting:konsep pengasuhan, sebuah catatan kecil untuk guru dan orang tua agar mengetahui apa dan bagaimana mengasuh anak yang benar. Agar tidak saling menyerahkan persoalan anak kepada gurunya (bagi orang tua) begitu sebaliknya guru tidak mau amanah bahwa siswa juga tak ubahnya anak yang mesti di sayang dan diperlakukan dengan benar.
Banyak seminar, workshop atau sekedar konkow-kongkow membicarakan pengasuhan anak atau yang lebih populer disebut parenting. Sebenarnya apa sih perenting? manfaatnya apa baik untuk orang tua juga guru?
Parenting
Parenting asal kata dari parent. Parent dalam parenting memiliki definisi ibu, ayah, seseorang yang akan membimbing dalam kehidupan baru, maupun seorang pelindung. Parent adalah seseorang yang mendampingi dan membimbing semua tahapan
pertumbuhan anak, yang merawat, melindungi, mengarahkan kehidupan baru
anak dalam setiap tahapan perkembangannya (Brooks, 2001).[1]
Pengasuh erat kaitannya dengan kemampuan suatu keluarga/ rumah tangga
dan komunitas dalam hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk
memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan social anak-anak yang sedang dalam
masa pertumbuhan serta bagi anggota keluarga lainnya (ICN 1992 dalam
Engel et al. 1997). Hoghughi (2004) menyebutkan bahwa pengasuhan
mencakup beragam aktifitas yang bertujuan agar anak dapat berkembang
secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Prinsip pengasuhan
menurut Hoghughi tidak menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih
menekankan pada aktifitas dari perkembangan dan pendidikan anak. Oleh
karenanya pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan
pengasuhan social. [1]
Pengasuhan dalam Parenting terbagi tiga yaitu pengasuhan fisik, pengasuhan emosi, dan pengasuhan sosial.
Pengasuhan fisik Pengasuhan fisik mencakup semua aktifitas yang bertujuan agar anak dapat
bertahan hidup dengan baik dengan menyediakan kebutuhan dasarnya
seperti makan, kehangatan, kebersihan, ketenangan waktu tidur, dan
kepuasan ketika membuang sisa metabolisme dalam tubuhnya.
Pengasuhan emosi mencakup pendampingan ketika anak mengalami
kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan seperti merasa terasing dari
teman-temannya, takut, atau mengalami trauma. Pengasuhan emosi ini
mencakup pengasuhan agar anak merasa dihargai sebagai seorang individu,
mengetahui rasa dicintai, serta memperoleh kesempatan untuk menentukan
pilihan dan untuk mengetahui resikonya.
Pengasuhan emosi ini bertujuan agar anak mempunyai kemampuan yang
stabildan konsisten dalam berinteraksi dengan lingkungannya, menciptakan
rasa aman, serta menciptakan rasa optimistic atas hal-hal baru yang
akan ditemui oleh anak. Sementara itu, pengasuhan sosial bertujuan agar
anak tidak merasa terasing dari lingkungan sosialnya yang akan
berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa-masa selanjutnya.
Pengasuhan sosial ini menjadi sangat penting karena hubungan sosial yang
dibangun dalam pengasuhan akan membentuk sudut pandang terhadap dirinya
sendiri dan lingkungannya.pengasuhan sosial yang baik berfokus pada
memberikan bantuan kepada anak untuk dapat terintegrasi dengan baik di
lingkungan rumah maupun sekolahnya dan membantu mengajarkan anak akan
tanggung jawab sosial yang harus diembannya (Hughoghi, 2004).
Sementara itu, menurut Jerome Kagan seorang psikolog perkembangan
mendefinisikan pengasuhan (parenting) sebagai serangkaian keputusan
tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan
oleh orang tua/ pengasuh agar anak mampu bertanggung jawab dan
memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat termasuk juga apa yang
harus dilakukan orang tua/ pengasuh ketika anak menangis, marah,
berbohong, dan tidak melakukan kewajibannya dengan baik (Berns, 1997).
Berns (1997) menyebutkan bahwa pengasuhan merupakan sebuah proses
interaksi yang berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya
bagi anak juga bagi orang tua. Senada dengan Berns, Brooks (2001) juga
mendefinisikan pengasuhan sebagai sebuah proses yang merujuk pada
serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan orang tua untuk mendukung
perkembangan anak. Proses pengasuhan bukanlah sebuah hubungan satu arah
yang mana orang tua mempengaruhi anak namun lebih dari itu, pengasuhan
merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak yang dipengaruhi
oleh budaya dan kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan.[1]
Dari beberapa definisi tentang pengasuhan diatas, bahwa konsep pengasuhan memiliki pengertian pokok:
- Pengasuhan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan
anak secara optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial,
- Pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang terus menerus antara
orang tua dengan anak, pengasuhan adalah sebuah proses sosialisasi,
- Sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi proses pengasuhan
tidak bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan.
Secara sederhana bahwa tujuan dari pengasuhan anak adalah bagaimana orang tua atau siapapun yang mengawal proses tumbuh kembang anak memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan anak. Tanggung jawab tersebut meliputi 3 pokok konsep pengasuhan, yaitu mampu mendorong proses perkembangan anak baik fisik, mental dan sosial, mampu berinteraksi dengan benar terus menerus (sosialisasi) dengan anak, mengenalkan dan melindungi perkembangan anak dari lingkungan sekitar dengan baik.
Pola Asuh
Mungkin kita tidak akan melupakan kalimat dibawah ini yang sangat populer yang di ungkapkan
Dorothy Law Nollte [2] yang selalu menjadi kutipan wajib pembahasan mengenai
Parenting:
- Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki
- Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi
- Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri
- Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri
- Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri
- Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri
- Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai
- Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya
- Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri
- Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya
Konsep pola asuh menurut para ahli [4]:
A. Devinisi:
Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,yaitu
bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan
anak,termasuk cara penerapan aturan,mengajarkan nilai / norma,memberikan
perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik
sehingga dijadikan panutan bagi anaknya (Theresia,2009)
Pola Asuh menurut agama adalah cara memperlakukan anak sesuai dengan
ajaran agama berartimemehami anak dari berbagai aspek,dan memahami anak
dengan memberikan ola asuh yang baik ,menjaga anak dan harta anak yatim,
menerima, mamberi perlindungan, pemeliharaan, perawatan dan kasih
sayang sebaik – baiknya (QS Al Baqoroh:220)
Pengertian pola asuh yaitu cara orang tua bertndak sebagai suatu aktivitas kompleks yang
melibatkan banyak perilaku spesifik secara individu atau bersama – sama
sebagai serangkaian usaha aktif untuk mengarahkan anaknya.
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-pola-asuh-anak.html
B. Bentuk Pola Asuh
Macam – macam Pola Asuh Orang Tua
Menurut Baumrind,(dikutip oleh Wawan Junaidi,2010), terdapat 4 macam pola asuh orang tua :
- Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan
anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan
pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada
rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap
realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang
melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan
kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan
pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
- Pola asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti,
biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung
memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa
yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan
menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan
dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak
memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.
- Pola asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak
apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang
diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat
hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.
- Pola asuh Penelantar
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat
minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan
pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun
dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku
penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang
depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun
psikis pada anak-anaknya.
C. Dampak pola asuh
Dampak atau pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak – anak menurut Baumrind, (dikutip oleh Ira, 2006) adalah:
- Pola asuh demokratis akan
menghasilkan karakteristik anak - anak yang mandiri, dapat mengontrol
diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres,
mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang-orang
lain.
- Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang
penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka
melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri.
- Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang
agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang
percaya diri dan kurang matang secara sosial.
- Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang
agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, harga diri yang
rendah, sering bolos dan bermasalah dengan teman.
Paper mengenai Pola Asuh dapat di Download di blognya
dr.Supraryanto,M.Kes. Atau klik tautan di bawah ini!
Download paper Parenting / pola asuh
Link references:
[1]http://okvina.wordpress.com/2009/02/18/konsep-pengasuhan-parenting/
[2]http://www.pendidikankarakter.com/peran-pola-asuh-dalam-membentuk-karakter-anak/
[3]http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-pola-asuh-anak.html
[4]http://en.wikipedia.org/wiki/Dorothy_Nolte